Lawan Selandia Baru, Misi Amankan Rekor Matador


Vicente Del BosqueRUSTENBURG - Aksi Spanyol di Piala Konfederasi 2009 dimulai dini hari nanti. Jawara Eropa itu akan ditantang juara Oceania Selandia Baru di Stadion Royal Bafokeng, Rustenburg . Duel tersebut menjadi pembuktian apakah Spanyol pantas difavoritkan sebagai juara.

Meskipun kali pertama ikut, Matador -julukan timnas Spanyol- langsung ditempatkan berbagai rumah bursa di dunia sebagai unggulan utama. Tim besutan Vicente Del Bosque itu berada di atas juara bertahan Brazil maupun juara Piala Dunia 2006, Italia.

Rekor tak terkalahkan di 32 laga beruntun (sejak 15 November 2006) menjadi modal utama Spanyol. Rekor itu pula yang ingin dijaga Iker Casillas dkk saat lawan Selandia Baru. Spanyol juga masih berstatus tim nomor wahid dunia versi FIFA.

''Latar belakang sebagai juara Eropa dan rekor 32 laga tak terkalahkan membuat lawan-lawan kami akan menaruh respek dan kewaspadaan tinggi terhadap kami. Itu salah satu keuntungan,'' tutur Casillas, kapten sekaligus kiper utama Spanyol, di situs resmi FIFA.

Apabila Casillas mengemukakan keuntungan Spanyol dengan latar belakang menterengnya, entrenador Spanyol Vicente Del Bosque bicara sebaliknya. Del Bosque menyebut segala keuntungan timnya bisa berubah menjadi kerugian apabila meremehkan lawan.

''Jujur, mereka (Selandia Baru) bermain sangat bagus dan impresif di laga uji coba terakhirnya lawan Italia (10 Juni lalu, Red),'' terang Del Bosque sebagaimana dikutip Goal.

''Secara permainan, mereka bisa mengimbangi Italia. Walaupun harus kebobolan empat gol, mereka bisa mencetak tiga gol. Dalam dunia olahraga, kita harus selalu waspada terhadap lawan yang kita pikir bisa kita kalahkan dengan mudah,'' tutur entrenador 58 tahun tersebut.

Dengan kembali pulihnya beberapa penggawa Spanyol yang didera cedera, Del Bosque leluasa mengatur komposisi starting eleven. Di jantung pertahanan, Del Bosque bisa jadi malah pusing memilih dua di antara tiga defender yang tengah dalam kondisi prima. Yakni, Carlos Puyol, Raul Albiol, atau Carlos Marchena.

Begitu juga di sentral lini tengah. Xabi Alonso yang di Euro 2008 hanya duduk di bangku cadangan, sepertinya, bakal menjadi pilihan utama. Persaingan sengit justru terjadi antara Xavi Hernandez dan Cesc Fabregas sebagai jenderal lapangan tengah La Furia Roja -julukan lain timnas Spanyol.

Di kubu Selandia Baru, tak banyak pilihan yang dimiliki pelatih Ricki Herbert. Di antara 23 pemain yang dibawa ke Afrika Selatan (Afsel), hanya empat pemain yang berasal dari klub Eropa. Itu pun bukan dari liga elite Eropa, melainkan dari liga Skotlandia dan Yunani serta minus kapten sekaligus defender Blackburn Rovers Ryan Nelsen.

''Berlaga di Piala Konfederasi adalah kesempatan emas bagi negeri kami. Berhadapan dengan tim ranking satu dunia macam Spanyol justru memacu spirit dan motivasi kami,'' ujar Chris Killen, striker All Whites -sebutan timnas Selandia Baru- kepada TVNZ.

''Spanyol memang sudah mengalahkan hampir seluruh negara tangguh di dunia. Tapi, fokus kami adalah membuat kejutan di turnamen ini,'' imbuh penyerang asal Glasgow Celtic itu.

Sebagai catatan, sebelum di Afsel, All Whites pernah dua kali berpartisipasi di Piala Konfederasi. Yakni, pada edisi 1999 di Meksiko dan 2003 di Prancis.

Jawapos.com, 14 Juni 2009

Artikel Yang Berkaitan


0 komentar:

Posting Komentar